PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Kurikulum
Oleh :
Titik Muslikah
(09320058)
Ulfa Rahmawati (09320164)
Reni Agustin
S. (09320173)
Novita Pulupi
P. (09320178)
Tri Hartati (09320185)
Nurhalimah (09320187)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN KOMPUTASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Penggunaan
suatu jenis pendekatan (approach) atau orientasi pada umumnya menentukan bentuk
dan pola yang dipergunakan oleh kurikulum tersebut. Secara teoritis, menurut
perkembangannya study tentang kurikulum dapat digolongkan ke dalam empat teory
pendekatan, yaitu pendekatan mata pelajaran, pendekatan interdisipliner, pendekatan
integratif, dan pendekatan sistem. Keempat pendekatan tersebut memiliki
penekanan tersendiri, sehingga menimbulkan perbedaan yang prinsipil.
A.
Pendekatan
Mata Pelajaran
Pendekatan
mata pelajaran bertitik tolak dari mata pelajaran (subject matter) seperti ilmu
bumi, sejarah, ekonomi, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu alam, ilmu berhitung,
ilmu aljabar, menyanyi, menggambar, olahraga, pekerjaan tangan dan sebagainya.
Masing-masing mata pelajaran berdiri sendiri sebagi suatu disiplin ilmu,
tersimpan didalam kotak-kotak mata pelajaran dan terlepas satu sama lain.
Berbagai mata pelajaran tersebut tidak mempunyai hubungan maupun kaitan satu
dengan yang lainnya, bahkan setiap mata pelajaran
Dalam
pendekatan mata pelajaran ini, terdapat system pembagian tanggung jawab
diantara masing-masing guru mata pelajaran, misalnya guru yang mengajar ilmu
bumi di SMP atau SMA hanya bertugas mengajar ilmu bumi saja. Begitu pula halnya
dengan guru biologi yang hanya mengajar biologi saja.
B.
Pendekatan
Interdisipliner
Untuk
mempelajari suatu disiplin ilmu yang telah tersusun secara sistematis dan
logis, diperlukan kematangan intelektual tertentu, suatu hal yang tampaknya
belum dimiliki murid-murid Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Lanjutan Atas.
Dengan pendekatan mata pelajaran, para siswa disekolah tidak memiliki
kesempatan untuk membahas berbagai masalah social dari masyarakat lingkungannya.
Berdasarkan
pertimbangan diatas, para ahli berpendapat bahwa kurikulum sekolah sebaiknya
tidak disusun berdasarkan mata pelajaran yang terpisah, melainkan merupakan
perpaduan sejumlah mata pelajarn yang memiliki ciri-ciri yang sama, yang
menjadi suatu bidang study (broadfield). Dewasa ini pendekatan tersebut dikenal
dengan nama pendekatan interdisipliner, contohnya kurikulum Ilmu Pengetahuan
Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika,
Bahasa Indonesia, Pendidikan Moral Pancasila,dan sebagainya.
Pendekatan
interdisipliner dibagi menjadi tiga jenis pendekatan yaitu, pendekatan
structural, pendekatan fungsional dan pendekatan daerah (interfield), yang
masing-masing mempunyai penekanan sendiri.
a. Pendekatan
structural
Pendekatan structural
bertitik tolak dari suatu struktur tertentu, yang merupakan suatu disiplin
ilmu. Sebagai contoh, Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan disiplin ilmu social
maka dipelajari juga ilmu-ilmu yang lain seperti sejarah, ekonomi, politik,
antropologi dan lain sebagainya. Tetapi ilmu-ilmu tersebut masih berada dalam
suatu bidang studi yang sama yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial.
b. Pendekatan
fungsional
Pendekatan fungsional bertitik
tolak dari suatu masalah tertentu dalam masyarakat atau lingkungan sekolah.
Masalah yang dipilih dan akan dipelajari tersebut adalah berbagai masalah yang
berfungsi dan bermakna bagi kehidupan manusia. Berdasarkan masalah tersebut,
dipelajari aspek-aspek dari berbagai disiplin yang berada dalamsuatu bidang
studi yang sama, yang dinilai relevan dengan masalah yang dipelajari. Sebagai
contoh, misalkan kita ambil sebuah masalah tentang “Air”. Berdasarkan masalah
ini akan dipelajari aspek kimia, aspek biologi atau fisiologi, aspek ilmu alam
dan aspek lainya yang terkait dengan permasalahan “Air” tersebut.
c. Pendekatan
daerah
Pendekatan daerah
bertitik tolak dari pemilihan suatu daerah tertentu sebagai subyek pelajaran. Berdasarkan
daerah tersebut, kemudian akan dipelajari aspek biografi,ekonomi, antropologi, adat
istiadat, bahasa dan aspek lainya. Aspek-aspek yang dipelajari tentu
sajamerupakan hal yang relevan dengan daerah tersebut dan berada dalam bidang
studi yang sama. Misalnya dalam pengajaran IPS dapat dipilih daerah Bali,
Kalimantan atau daerah-daerah lainnya. Kemudian dibuatlah perencanaan berbagai
aspek, seperti geografi daerah Bali, adat istiadat daerah Bali, ekonomi
pariwisata daerah Bali, bahasa penduduk Bali dan sebagainya.
C.
Pendekatan
Integratif
Pendekatan
Integratif dikenal juga dengan pendekatan terpadu yang bertitik tolak dari
suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan terstruktur. Bermakna
mempunyai arti bahwa setiap suatu keseluruhan tersebut memiliki makna, arti,
dan faedah tertentu. Keseluruhan tersebut bukanlah penjumlahan dari berbagai
bagian, melainkan suatu totalitas yang memiliki makna tersendiri. Adapun
terstruktur mempunyai asumsi bahwa setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu
berada dan berfungsi dalam suatu struktur tertentu. Sebagai contoh, manusia
bukanlah penjumlahan dari bagian-bagian tubuh atau penjumlahan dari badaniah
dan rohaniah, melainkan sesuatu yang utuh. Dalam konteks ini pendidikan anak
adalah pendidikan yang menyeluruh, oleh karena itu kurikulum harus disusun
sedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan pribadi yang utuh dengan
mempertimbangkan bahwa anak adalah suatu potensi yang sedang berkembang dan
merupakan organism yang hidup, yang hidup dalam masyarakat yang sedang
berkembang pula.
D.
Pendekatan
Sistem
Sistem
adalah suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen atau bagian.
Komponen itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
komponen juga dapat merupakan sebuah subsistem dari suatu sistem. Pada tingkat
makro, jika kita meninjau sistem pendidikan, maka kurikulum sesungguhnya
merupakan suatu komponen dari input instrumental. Kurikulum ditinjau dalam
hubungannya dengan komponen-komponennya, antara lain tujuan, prinsip, susunan
dan sistem penyampaiannya.
Pendekatan
sistem digunakan juga sebagai suatu sistem berpikir, bahkan system pandekatan
ini dikembangkan dalam upaya pembaharuan pendidikan. Langkah-langkah yang
digunakan adalah proses identifikasi dan perumusan masalah, perumusan atau
hasil-hasil yang diinginkan, dan penentuan yang dinilai paling tepat melalui
paper analysis atau eksperimen. Selanjutnya dilakukan kegiatan try out dan
revisi, dan langkah-langkah yakni implementasi dan evaluasi.
Dari uraian di
atas, maka jelaslah bahwa dalam penyusunan suatu program pendidikan dan
kurikulum, sangat penting untuk ditentukan terlebih dahulu jenis pendekatan
yang akan digunakan. Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa dalam penyusunan
kurikulum hanya digunakan satu jenis pendekatan saja, karena beberapa jenis
pendekatan dapat digunakan sekaligus, seperti yang dijumpai dalam pembinaan
kurikulum tahun 1975.
Sumber : Hamalik, Oemar.2008.Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung :Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar